STANDARD TUNGGAL PERILAKU
Ketika
kepemimpinan memberikan contoh teladan, standar gandapun merasuki organisasi.
Dalam bisnis, karyawan baru yang ingin cepat sukses memahami benar bagaimana
permainan dimainkan, dan banyak yang meninggalkan idealismenya demi mengejar
sukses.
Banyak diantara kita pernah hadir dipertemuan-pertemuan dimana kita
menyaksikan seorang mendapatkan pujian dan penghargaan untuk suatu pekerjaan
yang tidak mereka lakukan.
Kita
telah menyaksikan orang-orang secara sengaja menyembunyikan data dan sumber
informasi untuk menghalangi peluang sukses rekan-rekan mereka.Penerimaan
standar yang rendah ini juga terdapat di luar arena perusahaan dan arena
poitik; mulai dari konsultan atau pengacara yang menambahkan jam-jam ekstra
ketika mengenakan biaya pada kliennya, sampai ke montir mobil yang mengenakan
biaya untuk pekerjaan yang tidak mereka lakukan,belum lagi orang-orang
yang menyerahkan klaim asuransi dalam
jumlah yang membengkak. Menjadi orang yang
dewasa-seorang sesepuh atau orang tua, dalam banyak hal berarti menjadi seorang
yang berada digaris depan kepemimpinan. Beberapa tahun yang lalu, saya mampir
kesebuah restoran, duduk di satu meja bersama sepasang suami istri bersama
putri mereka yang masih remaja.
Ketika tanda terima kartu kredit tiba, sang
ayah menuliskan sesuatu dibaliknya. Putrinya mengambilnya, memeriksanya dan
berkata dengan agak keras “Tetapi, dia kan tidak makan bersama kita ?” Kedua orang tua sang gadis remaja tersebut
saling berpandangan tanpa berkata sepatah katapun.
Di sini, standar ganda perilaku difokuskan pada
tingkat paling mendasar, yakni dalam keluarga. Siorang tua, tanpa menyadari
contoh yang diberikan, telah memperagakan bahwa berbohong dalam keadaan-keadaan
tertentu adalah suatu hal yang layak dilakukan. Sang anak pun diperkenalkan
pada standar ganda. Memberikan contoh merupakan hal yang penting bagi peran
kepemimpinan. Untuk membela standar ganda, beberapa orang
menunjuk pada fakta bahwa banyak individu dengan moralitas pribadi yang masih
dipertanyakan mengerjakan tugas-tugas pelayanan publik yang penting dan banyak
individu yang perilakunya dalam masyarakat dicurigai adalah anggota-anggota
keluarga dan teman-teman yang baik. Ini memang benar, tetapi kenyataannya
adalah bahwa rasa hormat kita terhadap para pemimpin kita akan hilang jika kita
sendiri tidak menyetujui perilaku mereka (publik maupun pribadi). Pemimpin yang
tidak menghormati kita akan berkurang legitimasi kepemimpinannya dan akan
kehilangan kepercayaan dari kita. Pemimpin yang tidak dipercaya sulit untuk
bersaing dengan pemimpin lainnya dalam meraih kejayaan. Hal ini bukan saja
membuat kepemimpinan mereka kurang efektif, tetapi juga dapat membawa
kemunduran menyeluruh terhadap harapan rakyat. Kita merasa putus asa dan menjadi sinis karena
kita tak dapat mempercayai para pemimpin kita sendiri. Maka terjadilah
kemerosotan dalam jiwa kita sendiri.
Untuk meningkatkan legitimasi dan rasa hormat
terhadap suatu kepemimpinan dan terhadap sistem di mana kita hidup, kita harus
menerima standar tunggal; standar tunggal dalam berperilaku, baik dalam
kehidupan publik maupun dalam kehidupan pribadi. Ini bukan seruan untuk
menjadikan kita sempurna; ini merupakan sesuatu untuk mengukur tindakan kita;
sesuatu untuk kita usahakan dengan keras dan untuk menolong diri kita sendiri
dalam mengontrol ketidak sempurnaan kita. Perdebatan-perdebatan tentang teori-teori ekonomi
dan bisnis seperti tentang pasar bebas, peranan pemerintah, maksimalisasi laba
dan strategi bersaing tidak memberi dampak yang berarti pada sifat kepemimpinan
atau masyarakat. Tetapi kesetiaan kita pada standar tunggal, ya.
Idealisme
merupakan santapan jiwa. Jika kita kehilangan idealisme, kita kehilangan
kedalaman sebagai individu, kita berarti berhenti berfikir dan berhenti
berusaha untuk berubah, dan yang paling penting
adalah kita kehilangan rasa persaudaraan dengan orang lain. Kehilangan
rasa persaudaraan inilah yang menyulut tindakan kekerasan di sekeliling kita.
Untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, kemajuan ekonomi haruslah
dilingkupi oleh komitmen terhadap idealisme. Untuk menyitir apa yang dikatakan
duaribu tahun yang lalu: “Apa yang akan dicapai suatu bangsa melalui kemajuan
ekonominya jika ia kehilangan jiwanya ?”. Tidaklah cukup mendesak orang untuk hidup dengan
standar tunggal; kita harus membuatnya lebih praktis. Kita membutuhkan pedoman,
sehingga setiap individu di semua segmen dalam masyarakat kita, mulai dari
pemimpin potensial di sekolah dan universitas sampai orangtua dan guru, mulai
dari para pemimpin di komunitas kita sampai para pemimpin di tingkat nasional
dan internasional dapat memahami dan mencoba untuk mengikuti. Kita harus
meletakkan di hadapan kita serangkaian proses bagi upaya mencapai standar
tunggal dalam berperilaku. Setiap orang akan menyaksikan jalannya sendiri dalam
proses ini. Upaya keras untuk mencapai idealisme membutuhkan
komitmen. Ini tidak berbeda dari berusaha mencapai kesempurnaan dalam bidang
kegiatan apapun, dari olahraga sampai ilmu pengetahuan, dari musik sampai
matematika.
Meskipun demikian, ada dua perbedaan penting. Berusaha keras untuk
sebuah idealisme yang bertalian dengan perilaku individual lebih sulit karena
ia mencakup segala sesuatu yang kita perbuat. Dipihak lain, tiap orang memiliki
potensi untuk mencapai kesempurnaan – kita semua dapat mengatakan bahwa diri
kita berbakat. Ada lima komitmen dasar
yang membimbing kita ke suatu standar kepemimpinan yang lebih tinggi :
1. Kembangkan
landasan bagi standar tunggal: pegang teguh nilai-nilai absolut.
2. Milikilah
idealisme: Teguhkan hati dalam menempuh perjalanan anda.3. Kembangkan
pedoman yang akan menguatkan anda dalam perjalanan itu: teguhkan hati dalam
melatih hati nurani anda.4. Kurangi
godaan-godaan yang membawa anda keluar jalur: teguhkan iman.5. Bersiaplah
untuk menghadapi pemeriksaan: teguhkan kemauan untuk mengurangi kerahasiaan.
Upaya ke arah
tercapainya suatu standar moral tunggal amatlah sulit dalam konteks
kepemimpinan adalah banyaknya penerapannya harus dilakukan di depan publik.
Keberanian merupakan kualitas pribadi
yang penting yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelima komitmen diatas. Ini
adalah keberanian jiwa yang dikaitkan dengan kemauan yang gigih. Kita
masing-masing harus membuat komitmen untuk hidup berdasarkan standar tunggal
dalam berperilaku, karena jika kita melakukannya, para pemimpin kita pun harus
mengikutinya.
*) Keshavan Nair, A Higher Standard Of Leadership
No comments:
Post a Comment