KONSEP PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Beberapa Konsep Dalam Pengorganisasian Masyarakat

 

1.      Partisipasi

 

Pengertian

Pengertian partisipasi ini juga telah mengalami berbagai penyimpangan sehingga lebih mendekati apa yang sering disebut sebagai “mobilisasi” atau malah sering kali diartikan sebagai ”rekayasa sosial” dimana masyarakat tetap saja didudukkan sebagai obyek pembangunan.

Beberapa pengertian partisipasi yang dapat dipakai sebagai acuan adalah sebagai berikut di bawah ini.
a) Pelibatan diri pada suatu tekad yang telah menjadi kesepakatan bersama (Hasan Poerbo)
b) Voluntary involvement of people in making & implementing decisions directly affecting their lives, ….(UNCHS, 1991)
Pelibatan secara suka rela oleh masyarakat dalam pengambilan dan pelaksanaan keputusan yang langsung menyangkut hidup mereka……
c) A voluntary process by which people including the disadvantaged (income, gender,ethnicity, education) influence or control the decisions that affect them (Deepa Narayan, 1995)
Suatu proses yang wajar dimana masyarakat termasuk yang kurang beruntung (penghasilan, gender, suku, pendidikan) mempengaruhi atau mengendalikan pengambilan keputusan yang langsung menyangkut hidup mereka

Ciri-ciri partisipasi
Partisipasi masyarakat selalu memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini :
a) Bersifat proaktif dan bukan reaktif artinya masyarakat ikut menalar baru bertindak.
b) Ada kesepakatan yang dilakukan oleh semua yang terlibat
c) Ada tindakan yang mengisi kesepakatan tersebut
d) Ada pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam kedudukan yang setara

Jenjang partisipasi

Ibu Sherry Arntein, seorang sosiolog mencoba membuat jenjang partisipasi dalam delapan jenjang, dimana tingkat terendah adalah “manipulasi” atau “rekayasa sosial” dan yang tertinggi adalah bila terjadi “kontrol sosial” atau “pengendalian oleh masyarakat”.
Kemudian delapan jenjang tersebut dikelompokkan lagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut ini

Kelompok yang paling rendah adalah : Non Partisipasi
Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah :
a) Manipulasi/rekayasa sosial, yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai obyek pembangunan dan dimanipulasi agar sesuai dengan harapan/program yang telah dirumuskan oleh pengambil keputusan (pemerintah)
b) Terapi, yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai pihak yang tidak tahu apa-apa (orang sakit) dan harus percaya terhadap apa yang diputuskan oleh pemerintah (dokter)

Kelompok menengah adalah yang memiliki Kadar Hadiah (tokenism)
Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah :
c) Informasi, yaitu pendekatan pembangunan dengan pemberian informasi akan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah seperti pemasyarakatan program, dll
d) Konsultasi, yaitu pendekatan pembangunan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkonsultansi mengenai apa yang akan dilakukan oleh pemerintah di lokasi yang bersangkutan
e) Penenteraman, yaitu pendekatan pembangunan dengan misalnya merekrut tokoh-tokoh masyarakat untuk duduk dalam panitia pembangunan sebagai upaya menenteramkan masyarakat tetapi keputusan tetap ditangan pemerintah.

Ketiga pendekatan ini tetap mendudukkan masyarakat sebagai obyek dimana kewenangan pengambilan keputusan tetap berada di tangan pemerintah.
Kelompok tertinggi adalah yang memiliki Kadar Kedaulatan Rakyat
Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah ::
f) Kerjasama, yaitu pendekatan pembangunan yang mendudukkan masyarakat sebagai mitra pembangunan yang setara sehingga keputusan dimusyawarahkan dan diputuskan bersama
g) Pendelegasian, yaitu pendekatan pembangunan yang memberikan kewenangan penuh kepada masyarakat untuk mengambil keputusan yang langsung menyangkut kehidupan mereka.
h) Kontrol sosial, yaitu pendekatan pembangunan dimana keputusan tertinggi dan pengendalian ada di tangan masyarakat.

Kesimpulannya partisipasi baru benar-benar terjadi bila memiliki kadar kedaulatan rakyat yang cukup dan kadar kedaulatan rakyat tertinggi adalah terjadinya kontrol sosial (social control/citizen control) dimana keputusan penting dan pengendalian pembangunan ada di tangan rakyat.

Diagram : Jenjang Partisipasi (Ladder of Participation) oleh Sherry Arntein

8. Kontrol sosial
Kadar Kedaulatan Rakyat
7. Pendelegasian
6. Kerjasama
5. Penentraman (placation)
Kadar
Hadiah
4. Konsultasi
3. Informasi
2. Terapi
Non Partisipasi
1. Manipulasi/rekayasa sosial


2.      Sinergi


Pengertian

Secara umum sinergi diratikan bila hasil kerjasama lebih banyak dibanding dengan penjumlahan hasil masing-masing.
Sinergi juga merupakan suatu proses, jadi bukan sekedar kerja sesaat,  untuk mewujudkan alternatif ketiga sehingga akan terjadi budaya kerjasama yang kreatif.

 

Ciri-ciri sinergi

Sinergi selalu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a)  Berorientasi pada hasil bersama
b)  Punya tujuan bersama
c)  Mengembangkan berbagai alternatif ketiga
d)  Kerjasama secara kreatif,
e)  Merupakan proses

Untuk memperjelas pengertian sinergi dapat dilihat juga apa yang bukan sinergi sebagai berikut ini
a)  Bukan sekedar sumbang saran
b)  Bukan teknik berunding
c)  Bukan menyerah terhadap pendapat pihak lain
d)  Bukan persaingan/teknik bersaing

Perbedaan antara Sinergi dan Kompromi


Untuk makin memperjelas pengertian sinergi maka sinergi dibandingkan dengan kompromi :
Sinergi             : 1 plus 1 > dari 2
Kompromi       : 1 plus 1 < dari 2, 
oleh sebab itu ada bagian yang dikorbankan.

 

Persyaratan Terjadi Sinergi

a)      Ada perbedaan atau keragaman
b)      Ada sikap menang-menang
c)      Ada upaya untuk mengerti terlebih dahulu
d)      Hargai perbedaan
e)      Jakin bersama akan menemukan alternatif ketiga.

 3.      Kemandirian

Pengertian

Meskipun sudah berkali-kali digunakan tetapi ternyata pengertian kemandirian masih sulit dijelaskan. Sering kali kemandirian diartikan situasi dimana seseorang/suatu komunitas mampu mengurus dirinya/mereka sendiri.

Dengan kata lain suatu komunitas disebut mandiri bila dapat menjadi programer bagi diri mereka sendiri, artinya sadar akan berbagai ; persoalan yang dihadapi, kelemahan, kekuatan dan peluang yang dimiliki serta mampu menyusun program untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi, mengatasi berbagai kelemahan yang dimiliki dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki.

 

Jenjang Kemandirian

Jenjang kemandirian ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 tahapan sebagai berikut :

a) Tahap : Tergantung (dependent)
Suatu kondisi masyarakat yang belum mandiri;
·  Merasa tergantung pihak lain
·  Sangat reaktif,
·  Tidak mengenal diri/komunitasnya
·  Selalu menyalahkan pihak lain,
·  Tidak bertanggung jawab atas perbuatan/tindakan mereka

b) Tahap : Mandiri
Suatu kondisi masyarakat yang sudah mandiri
·  Tidak tergantung pihak lain,
·  Proaktif,
·  Mengenal diri/komunitasnya dengan baik
·  Mampu mengambil inisiatif/prakarsa,
·  Bertanggung jawab atas perbuatan/tindakan mereka
·  Mampu mengelola organisasi dan program-program mereka

c) Tahap : Kesaling-bergantungan

Suatu kondisi masyarakat yang tidak saja mampu mengurus komunitasnya tetapi juga mampu mendudukkan komunitasnya sebagai bagian integral dari komunitas-komunitas lain yang harus saling melayani untuk kemajuan bersama. 
Kegagalan komunitas yang lain merupakan kegagalan seluruh sistem dimana komunitasnya hidup (konsep hadir di tengah masyarakat). Komunitas pada tingkat ini akan memiliki kemampuan untuk mengelola jaringan/jaring kerja (networking) dan menciptakan sinergi untuk kemajuan bersama

No comments:

Post a Comment

FOCUS GROUP DISCUSSION

Seperti terlihat dari namanya, Focus Group Discussion atau Diskusi Kelompok Terarah adalah media bagi  sekelompok orang untuk mendiskusi...