Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima melalui sebuah
saluran untuk menghasilkan dampak yang diinginkan dengan menggunakan
symbol/lambing yang umum. Symbol yang
digunakan bisa berupa bahasa tulisan, gambar, musik dan sebagainya.
Unsur
Unsur Komunikasi
Dalam
proses komunikasi ada 5 unsur dasar yaitu : sumber informasi (komunikator);
pesan ; saluran komunikasi (media); penerima informasi( komunikan ), dampak
atau akibat dan umpan balik.
Sumber
Adalah orang yang mula – mula memberikan aksi komunikasi
atau memberikan pesan kepada penerima, pengirim pesan biasa juga disebut
komunikator. Dalam membuat pesan kepada penerima terjadi proses encoding
(pengkodean) yaitu proses menerjemahkan gagasan ke dalam symbol – symbol yang
umum atau sudah dikenal ( kata, bahasa, gambar dan sebagainya ) menjadi pesan
yang mudah dipahami. Sumber informasi bisa individu/perorangan atau
lembaga yang memulai proses komunikasi.
Pesan
Pesan
adalah informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan
yang disampaikan bisa berupa pesan verbal yaitu semua jenis komunikasi lisan
yang menggunakan kata-kata, bisa juga berupa pesan non verbal seperti bahasa
tubuh (ekspresi wajah, sikap tubuh, nada suara, gerakan tangan, cara berpakaian
dan sebagainya ), musik tarian atau bahasa isyarat.
Saluran
Unsur
ini merupakan media atau sarana yang digunakan supaya pesan dapat disampaikan
oleh sumber kepada si penerima. Saluran seringkali disebut dengan metode
komunikasi. Saluran komunikasi bisa saja sederhana, misalnya mengunakan
kata-kata/suara, tetapi juga prosesnya bisa tidak sederhana. Misalnya kita bisa
menggunakan radio untuk kampanye tingkat kota, bisa menggunakan arisan warga
untuk kampanye di tingkat RW dengan menggunakan berbagai media seperti leaflet,
kartu bergambar dan sebagainya.
Penerima
Adalah orang –orang yang menerima pesan dari komunikator,
biasa juga disebut komunikan. Saat menerima pesan dari pengirim, terjadi proses
penafsiran kembali pesan – pesan yang diterimanya yang disebut encoding. Proses
decoding sangat dipengaruhi oleh persepsi dan latar belakang sosial budaya dari
komunikan.
Dampak/akibat
Dampak apa yang kita inginkan dari pesan yang disampaikan
- Apakah kita ingin meningkatkan kesadaran kelompok
sasaran
- Apakah
kita ingin mengubah sikap mereka
- Apakah
ingin meningkatkan keterampilan mereka, atau
- Apakah ingin mengubah perilaku mereka ?
Umpan
Balik
Umpan balik mengacu pada segala informasi yang diperoleh
kembali si pengirim pesan dari si penerima. Kegunaan umpan balik :
Dapat
membantu sumber dalam menentukan keberhasilan usaha komunikasinya
Sumber dapat memperkuat pesan atau mengubah strateginya
berdasarkan umpan balik yang diterima.
Dapat digunakan untuk merencanakan program komunikasi
yang lebih berhasil untuk masa datang.
Pada saat memberikan umpan balik komunikan juga akhirnya
bertindak sebagai komunikator yang memberikan pesan kepada komunikator pertama.
Sehingga
komunikator dan komunikan sebetulnya keduanya merupakan sumber informasi dan
masing – masing memberi dan menerima pesan secara serentak dan pada saat yang
bersamaan terjadi proses saling mempengaruhi.
Membangun Komunikasi Yang Efektif
Banyak
di antara kita menganggap bahwa komunikasi itu mudah, tetapi apakah betul
demikian ?. Hanya bila kita memasuki suatu pengalaman di mana proses komunikasi
yang kita lakukan rusak atau macet, kita baru menyadari bahwa komunikasi itu
ternyata tidak mudah. Misalnya pada saat kita mengajak tetangga kita untuk ikut
dalam kegiatan rembug warga, seringkali yang kita terima hanyalah tatapan mata
dingin, sikap acuh tak acuh atau bahkan umpatan. Gambaran tersebut memperlihatkan kegagalan kita sebagai
sumber dan penerima pesan dalam berkomunikasi.
Untuk mengurangi kegagalan komunikasi diperlukan
keterampilan komunikasi yang efektif. Meskipun berbicara dan mendengarkan
pembicaraan orang lain cukup mudah, tetapi ada perbedaan yang besar antara
pembicaraan yang normal dan komunikasi yang terampil. Komunikasi yang efektif
membutuhkan kepekaan dan keterampilan yang hanya dapat kita lakukan setelah
mempelajari proses komunikasi dan kesadaran akan perilaku orang lain dan
perilaku kita pada saat sedang berkomunikasi. Pada dasarnya bila kita
menginginkan komunikasi yang efektif kita harus memahami apa yang menjadi penyebab
perilaku orang lain. Semakin besar tanggapan positif terhadap pesan yang kita
sampaikan artinya semakin efektif komunikasi yang kita lakukan.
Cara
Berkomunikasi yang Efektif ?
a) Pesan–pesan
akan mudah diterima apabila pesan–pesan tersebut memiliki sifat – sifat atau
prasyarat sebagai berikut :
- Sesuai
dengan kebutuhan yang dirasakan masyarakat
- Informasi
yang tepat dengan keadaan mereka
- Dapat
diterima dan cocok dengan kebudayaan dan kepercayaan kelompok sasaran
- Informasi
yang benar secara teknis/ilmiah
- Sederhana
dan mudah dimengerti
- Murah
atau hanya perlu waktu dan usaha yang minim untuk melakukannya.
Yang paling penting, pesan harus
berdasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat dan menekankan hal–hal penting bagi
mereka., bukan hal penting bagi lembaga penyelenggara program yang menyampaikan
pesan. Setiap hari, masyarakat dibanjiri banyak pesan yang beranbekaragam. Agar
pesan-pesan kita dapat menarik perhatian atau menggugah minat kelompok sasaran
kita harus mengemasnya dengan baik. Informasi yang berguna dan sesuai terkadang
tidak diperhatikan oleh masyarakat, karena disampaikan dengan cara yang kurang
tepat (misalnya terlalu menantang situasi yang berlaku ), membosankan, atau
terlalu banyak muatan teknis.
b) Memilih
saluran yang tepat, dalam memilih saluran yang akan dipergunakan untuk program
komunikasi, tidaklah sesederhana memilih saluran yang satu atau yang lain. Kita
dapat mempergunakan satu atau kombinasi dari keduanya, tergantung pada tujuan komunikasi dengan memperhitungkan
pula keunggulan dan kelemahan setiap media.
c) Dalam
setiap komunikasi, paling baik bila
perhatian diawali dari unsur penerima
(biasanya disebut Khalayak atau Kelompok Sasaran). “ Kenali khalayak
anda “, merupakan prinsip dasar dalam komunikasi. Pertanyaan pertama yang harus
kita ajukan adalah, “siapakah khalayak kita ?”. Jika kita tidak dapat
mengidentifikasi secara khusus dengan siapa kita akan berkomunikasi selain
dengan “seseorang” atau “masyarakat umum”, kita sebaiknya tidak melanjutkan
proses komunikasi sebelum kita memperjelas hal tersebut.
Mengenali siapa yang ingin kita
jangkau dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan yang sesuai, memilih
media yang sesuai dan menentukan saluran yang paling mungkin untuk menjangkau
mereka. Sebaiknya, kita menemukan beberapa karakteristik khalayak yang relevan
seperti data kependudukan, termasuk karakteristik mereka yang berhubungan
dengan media serta tingkat pengetahuan,
sikap dan perilaku yang berhubungan dengan topic yang ingin kita komunikasikan.
Tahapan Komunikasi
Bagi
kita yang bekerja dalam pengembangan masyarakat, kita berkomunikasi dengan
tujuan yang khusus – yaitu untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui perubahan manusia, serta faktor sosial dan politik yang
mempengaruhi sikap mereka. Untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut, komunikasi
yang berhasil harus melewati beberapa tahapan. Karenanya, penting untuk
mempelajari apa yang terjadi dalam setiap tahap untuk mencegah kegagalan dalam
proses komunikasi.
Menjangkau khalayak
Komunikasi
tidak akan efektif kalau khalayak tidak dapat menjangkau atau mendengarnya. Hal ini nampak sangat jelas dan masuk akal, namun
banyak program gagal pada tahap pertama tersebut. Contoh – contoh pesan yang
tidak menjangkau khalayak adalah :
Siaran
radio yangmengudara pada waktu yang tidak tepat setiap harinya
Brosur
penyuluhan yang hanya dibiarkan berdebu di sudut kantor atau diberikan pada
orang yang tidak tepat. “
Mengajari orang yang sudah memahami “
Menarik
perhatian khalayak
Setiap
komunikasi harus menarik perhatian dahulu sehingga masyarakat akan berusaha
untuk mendengarkan atau membacanya. Banyak contoh kegagalan dalam hal ini :
Masyarakat
hanya melewati poster tanpa membacanya karena sebagian besar terdiri dari
tulisan (tidak ada gambar)
Di
dalam kelas, ibu-ibu tidak memperhatikan karena materi yang diberikan oleh
fasilitator membosankan
Kader
memindahkan atau mengganti saluran radio ke saluran lain karena materi yang
dibahas hanya berbicara tentang hal – hal teknis saja
Karena
penyampaian materi (isu yang controversial) kurang tepat, beberapa peserta
tidak mau mendengar lagi, “Daripada kita pusing dengan konflik yang akan
terjadi, lebih baik kit tidak ikut-ikutan”.
Pemahaman
pesan
Masyarakat mencoba mengartikan apa yang mereka lihat atau
dengan. Dalam hal ini penafsiran setiap orang dalam komunikasi tergantung pada
banyak hal. Kesalahfahaman
dapat terjadi bila :
- Materi
merupakan hal yang asing atau sangat baru bagi khalayak
- Bahasa
terlalu rumit dan istilsh – istilah yang digunakan tidak biasa didengar
- Gambar
memuat diagram yang rumit dengan detail yang membingungkan
- Informasi
yang disajikan terlalu banyak/berat sehingga sulit untuk diserap
- Kalimat/gambar
yang digunakan mempunyai arti luas sehingga dapat memberikan/memungkinkan
penafsiran lain.
Penerimaan
atau penolakan pesan
Setelah
proses “pengolahan” pesan, si penerima mungkin menerima atau menolak informasi
berdasarkan tingkat keuntungan yang disajikan atau ketidaktepatan informasi
tersebut dengan situasi mereka. Biasanya lebih mudah mempromosikan sesuatu
karena hasilnya mudah atau cepat untuk dilihat dampaknya, misalnya penggunaan
urea agar padi atau jagung tumbuh lebih cepat. Namun penerimaan pesan akan
lebih sulit bila kita berusaha mengubah suatu kepercayaan atau kebiasaan yang
telah lama mereka anut di dalam kehidupan mereka. Jika suatu kepercayaan telah
dianut oleh seluruh masyarakat atau merupakan bagian dari kepercayaan yang
lebih mendasar seperti agama, kita dapat memperkirakan betapa sulitnya
mengubahnya, apalagi kalau kita hanya mempergunakan metode komunikasi atau
pendekatan yang tidak tepat.
Perubahan
sikap/perilaku
Jika
khalayak menerima informasi, penerimaan mereka dapat menjadi perubahan sikap (yang nantinya dapat menuju pada perubahan perilaku) sesuai dengan tujuan
komunikasi kita. Namun, meskipun telah terjadi perubahan kepercayaan atau
sikap, tidak selalu otomatis perilaku mereka berubah. Komunikator perlu
mengetahui faktor penghalang yang mungkin ada dalam perubahan perilaku, dan
mencoba mengatasinya dengan baik. Tekanan yang berasal dari orang lain dalam
sebuah keluarga, masyarakat atau lingkungan dapat mencegah seseorang untuk
mengubah perilakunya.
Ada
banyak contoh penerimaan pesan yang tidak dapat mengubah sikap atau perilaku
kelompok sasaran, misalnya :
Seorang pedagang setuju bahwa trotoar tidak bisa
dipergunakan sebagai tempat berjualan, karena trotoar tersebut bukan tempatnya
berjualan.
Seorang bapak sadar bahwa pekerjaan di rumah (seperti
mengasuh anak, memasak, dll) memakan banyak waktu dan tenaga, namun dia tidak
mau membantu isterinya karena jenis – jenis pekerjaan tersebut dianggap
“pekerjaan perempuan” di daerahnya.
Mempertahankan
atau tidak mempertahankan sikap/perilaku baru
Jika
perubahan sikap atau perilaku berpengaruh positif, seseorang mungkin akan
mempertahankan sikap atau perilaku baru tersebut. Namun jika pengalamannya
negative, mungkin perubahan sikap/perilaku tersebut tidak akan dipertahankan.