FASILITASI MUSYAWARAH

TATA CARA MELAKUKAN MUSYAWARAH WARGA

Dasar Pemikiran
Pendampingan fasilitator pada proses pertemuan atau musyawarah akan menjadi bagian penting dalam pedekatan program. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar proses pendampingan Fasilitator pada masyarakat di lokasi sasaran program adalah pendampingan yang dilakukan dalam musyawarah
– musyawarah  warga, baik pada komunitas tingkat RT, RW, Dusun, Kelurahan, Kecamatan bahkan hingga tingkat Kota/Kabupaten.
Oleh karena itu, sangat perlu bagi fasilitator untuk memahami hakekat dan substansi musyawarah, agar mampu melakukan proses pendampingan secara efektif, efisien dan memenuhi prinsip, nilai serta ketentuan program.

Apa musyawarah ?
Musyawarah dalam pertemuan atau rembug warga (selanjutnya disebut musyawarah warga) adalah suatu alat atau cara yang ampuh untuk membahas dan menyelesaikan suatu pokok bahasan ataupun permasalahan yang dihadapi masyarakat, baik yang bersumber dari individu maupun lembaga atau organisasi, yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam suatu rembug bersama – sama sebagai pribadi – pribadi yang peduli terhadap selesainya permasalahan atau disepakatinya suatu topik bahasan.
Musyawarah warga juga merupakan cara menyelesaikan suatu permasalahan yang sekaligus mencerminkan tingkat kedewasaan individu maupun masyarakat dimana musyawarah warga tersebut dilakukan. Dengan kata lain, kemampuan bermusaywarah adalah salah satu indikator utama yang menunjukkan tingkat kedewasaan masyarakat. Sebaliknya meremehkan penyelesaian dengan musyawarah dan lebih mementingkan adu kekuatan, menunjukkan sikap kekanak – kanakan.

Mengapa musyawarah warga ?
Musaywarah warga perlu dilakukan, karena melalui musyawarah kebenaran berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi dapat diungkapkan dan menjadi jelas sehingga peserta musyawarah mendapat bimbingan untuk mengambil keputusan dan lengkah – lengkah yang tepat.

Hal tersebut terjadi oleh sebab pemahaman atau akal budi seseorang bagaikan lampu yang menyinari permasalahan yang dibahasnya. Dengan diadakan musyawarah yang melibatkan beberapa pihak, maka permasalahan tersebut seakan – akan disinari dari berbagai sudut sehingga menjadi jelas atau
gamblang, sehingga keputusan atau langkah yang diambil dapat lebih objektif dan tepat.
Selain itu, musyawarah warga adalah cermin yang utuh dari konsistensi penerapan prinsip-prinsip program, yakni partisipasi, demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi.

Bagaimana Mendorong Sikap Peserta Musyawarah Warga ?
Pada dasarnya musyawarah adalah latihan yang bagus bagi setiap warga untuk menahan diri/menguasai diri/penguasaan batin yang juga berarti pengorbanan diri. Oleh sebab itu musyawarah warga akan lancar dan berhasil, jika  mampu mendorong semua peserta musyawarah berpartisipasi aktif dengan sikap yang baik. Selain itu, Fasilitator diharapkan juga mampu mendorong tiap peserta untuk menganggap bahwa melakukan musyawarah  adalah sebagai tugas mulia dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau menyepakati suatu pokok bahasan.
Untuk itu, dalam musyawarah warga, Fasilitator diharapkan dapat menjaga dan mengarahkan peserta musyawarah agar bersikap :
  • Sopan
  • Ikhlas tanpa pamrih
  • Rendah hati
  • Sabar
  • Menghargi perbedaan
  • Menghargai pendapat orang lain
  • Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
  • Adil terhadap diri sendiri dan orang lain
  • Berupaya memahami terkebih dahulu
  • Kesetaraan
  • Tidak boleh menganggap diri sebagai wakil dari suatu kelompok atau golongan, sehingga hanya berjuang untuk kepentingan kelompoknya saja.
  • Masing-masing pihak adalah sesama manusia (pribadi yang bebas) yang berkepentingan dengan selesainya permasalahan secara objektif dan adil.
Hal lain yang juga sangat penting adalah mendorong agar semua peserta musyawarah warga harus berupaya mewujudkan persatuan dan keselarasan berpikir dan harus selalu fokus pada tujuan musyawarah, yakni mencari kebenaran dan menemukan penyelesaian yang terbaik.

Bagaimana Mendorong Bermusyawarah yang Baik ?

Pelaksanaan musyawarah warga dapat saja dilakukan berdasarkan aturan-aturan resmi yang tertulis dan formal atau dapat pula dilakukan secara sangat informal, sesuai dengan situasi dan kondisi dimana musyawarah tersebut dilakukan.
Meskipun demikian apapun bentuk pelaksanaan musyawarah, Fasilitator senantiasa mendorong peserta atau warga masyarakat untuk memperhatikan beberapa hal atau prinsip yang sangat penting diterapkan ketika bermusyawarah, yaitu :
§  Menyatakan dengan jelas permasalahan yang akan dibahas
Prinsip pertama ini diperlukan untuk menghindari adanya kesalah-pahaman di antara peserta mengenai tujuan musyawarah serta untuk memfokuskan semua diskusi hanya pada hal-hal yang gayut ( relevan) dengan pokok permasalahan tersebut.
§  Mencoba mengenali nilai – nilai kemanusiaan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, supaya semua diskusi lebih tertuju ke arah pemecahan yang praktis, manusiawi dan dapat dilaksanakan.
Tidak sulit mencari solusi yang dapat secara jitu memecahkan suatu permasalahan, namun jika solusi itu tidak sesuai  dengan cita – cita atau konsep diri dari orang – orang yang harus melaksanakannya, maka kemungkinan besar pelaksanaannya akan gagal. Oleh sebab itu penting juga berupaya agar pemecahan yang diputuskan dalam suatu musyawarah sesuai dengan asas – asas atau nilai – nilai manusiawi yang merupakan kerangka konsep diri dari para pelaksana. Artinya semua pemecahan selainmenjawab “kita mau apa ?’ harus juga tidak bertentangan dengan kenyataan “kita ini siapa?” (dalam konteks eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan yang khas dan sosial).
§  Mendiskusikan permasalahan secara tuntas : yakni para peserta harus dengan bebas dan berterus terang menyampaikan pendapat masing – masing.
Setiap peserta harus bebas untuk mengungkapkan gagasan dan alasan – alasannya atau agumentasinya tetapi dengan sikap sopan, hormat, tidak berprasangka dan tidak berlebih –lebihan. Gagasan apa saja yang muncul tidak boleh diremehkan, karena setiap gagasan, meskipun kurang sempurna mungkin dapat memnacing timbulnya gagasan lain yang lebih tepat. Pesertu  tidak boleh merasa tersinggung jika gagasan yang disampaikan peserta lain bertentangan dengan gagasannya sendiri., karena melalui perdebatan dari berbagai pendapat itulah akan muncul percikan kebenaran. Meskipun demikian perkelahian dan pertentangan di antara peserta musaywarah tidak diperbolehkan. Jika suasana mulai memanas yang memungkinkan akan terjadinya bentrokan maka sebaiknya semua diskusi dihentikan sampai suasana tenang  dapat diperoleh kembali untuk bermusyawarah. Setiap peserta harus mempertimbangkan dan menghormati pendapat peserta yang lain. Sering terjadi bahwa seorang peserta walaupun kurang berpendidikan atau belum berpengalaman banyak, namun dapat memebrikan sumbangan gagasan yang penting dalam musyawarah.
§  Tiap peserta bernggung jawab dalam membina suasana musyawarah
Semua unsur ekslufisme, kerahasiaan, dominasi, prasangka dan emosi harus dihindarkan dalam membina suasana bermusaywarah. Tiap peserta harus berupaya untuk menghindari terbentuknya kubu-kubu dan pengkotak-kotakan. Setiap pendapat yang disampaikan harus dianggap sebagai sumbangan yang menjadi milik semua peserta bukan milik pribadi atau kelompok.
§  Semua peserta wajib secara aktif mengambil keputusan atas penyelesaian permasalahan setelah diskusi dianggap cukup atau selesai dan permaslaahan menjadi jelas.
Akan lebih baik jika terdapat suara bulat dan semua peserta mufakat, tetapi hal ini tidak boleh dipaksakan. Keputusan musyawarah dapat pula ditentukan menurut suara terbanyak (voting) melalui pernyataan setuju secara lisan atau tertulis dengan menghitung suara masing –masing peserta. Namun upaya keras harus dilakukan untuk mencapai konsensus dengan penuh kesadaran karena ini lebih menunjukkan semua pilihan sudah terpikirkan.

Bagaimana Sikap Peserta Setelah Keputusan Musyawarah Dihasilkan ?
Setelah keputusan musyawarah dihasilkan, keputusan itu harus didukung penuh oleh semua orang terutama oleh mereka yang justeru tidak sependapat dengan keputusan tesebut sewaktu musyawarah.  Memang selalu ada kemungkinan suatu keputusan tersebut ternyata salah, tetapi jika keputusan itu didukung penuh, maka kesalahannya akan menjadi jelas dalam waktu singkat sehingga dapat segera diperbaiki.
Sebaliknya jika keputusan yang telah dihasilkan dalam pelaksanaannya  ternyata ditentang dan tidak didukung, atau bahkan disabot oleh sebagian orang yang memang tidak setuju dengan keputusan tersebut sejak dalam musyawarah, maka akan menjadi sulit untuk diketahui apakah kegagalan untuk menyelesaikan permasalahan tesebut, disebabkan oleh keputusan yang salah ataukah oleh adanya sabotase atau penentangan. Oleh karena itu akan lebih baik jika ada kesatan sikap dalam bertindak melaksanakan hasil musyawarah.

Pengambilan keputusan melalui voting atau pemungutan suara dalam musyawarah hanya baik dilakukan bila telah tercapai kesamaan pemahaman mengenai persoalan yang dihadapi. Meskipun demikian keputusan melalui mufakat ( yang dilandasi kesadaran kritis ) dalam musyawarah warga harus tetap diutamakan karena tidak saja menunjukkan tingkat demokrasi yang tertinggi tetapi juga peradapan manusia yang terluhur.

No comments:

Post a Comment

FOCUS GROUP DISCUSSION

Seperti terlihat dari namanya, Focus Group Discussion atau Diskusi Kelompok Terarah adalah media bagi  sekelompok orang untuk mendiskusi...