FOCUS GROUP DISCUSSION

Seperti terlihat dari namanya, Focus Group Discussion atau Diskusi Kelompok Terarah adalah media bagi  sekelompok orang untuk mendiskusikan satu topik tertentu secara relatif mendalam. Biasanya diskusi kelompok ini mencakup 7 – 9 orang peserta yang tertarik pada satu topik atau program tertentu. Di dalamnya terdapat seorang moderator yang akan memandu peserta untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan sesuai dengan topik yang dibicarakan.
Diskusi kelompok terarah berbeda dengan diskusi kelompok informal karena pembicaraan dalam diskusi kelompok terarah dipandu oleh moderator dan pertanyaan dan pembicaraan yang berlangsung ditulis secara cermat. Artinya, di dalam diskusi kelompok terarah seharusnya tersedia buku catatan dan atau tape recorder yang digunakan untuk membuat semacam deskripsi dan analisa setelah diskusi berakhir.

Keuntungan dan Kelemahan Diskusi Kelompok Terarah

Keuntungan
1.      Relatif murah
2.      Waktu yang digunakan cukup singkat
3.      Moderator relatif dapat dilakukan oleh siapa saja dengan melakukan pelatihan pendek dan mengujicobakan menjalankan diskusi
4.      Dapat digunakan untuk menggali kebiasaan, keyakinan dan penilaian dari sebuah kelompok
5.      Perhatian yang penting dan mungkin tidak hanya muncul dalam kehidupan sehari – hari, melalui diskusi kelompok ini dapat dimunculkan

Kelemahan
1.      Peserta seringkali tidak mewakili seluruh kelompok sasaran
2.      Kelompok yang terlibat mungkin sulit untuk dikendalikan
3.      Hasil dan kesimpulan diskusi dapat dipengaruhi oleh pandangan atau pendekatan dari moderator
4.      Tidak mempunyai data statistik

Meskipun Diskusi Kelompok Terarah mempunyai beberapa kelemahan, setidaknya kita dapat membatasi kelemahan tersebut dengan melakukan 2 hal :

Pertama, proses diskusi kelompok terarah ini sangat tergantung pada moderator untuk memandu proses diskusi dan menganalisa hasilnya. Kelemahan – kelemahan pada diskusi kelompok terarah dapat diatasi jika sebelumnya moderator secara hati – hati menyusun pertanyaan panduan diskusi, melakukan
ujicoba pertanyaan, dan secara seksama mencatat/merekam pernyataan dan reaksi yang muncul selama proses diskusi.
Kedua, Seleksi dan mengumpulkan peserta mungkin dapat menyulitkan. Kita  harus mempersiapkan dan menyebarkan undangan secara hati – hati agar diskusi hanya diikuti oleh orang – orang yang dapat diskusi bersama – sama. Hal itu juga untuk menghindari datangnya orang – orang yang tidak diharapkan hadir datang dan membuat suasana diskusi terganggu.

Diskusi Kelompok Terarah Dapat Dipakai Pada Waktu :
·         Sebelum melaksanakan sebuah program untuk mengumpulkan data dan memahami permasalahan yang akan dipecahkan melalui program.
·         Melakukan ujicoba program atau produk baru. Misalnya, kita dapat menggali tanggapan dan pendapat masyarakat terhadap materi kampanye atau program baru.
·         Melakukan evaluasi program untuk mengevaluasi pelaksanaan dan dampak sebuah program.

Mempersiapkan Diskusi Kelompok Terarah

Karakteristik Peserta
Biasanya Diskusi Kelompok Terarah diikuti oleh 7 sampai 9 orang peserta yang berasal dari kelompok masyarakat yang dianggap  dapat memberikan informasi mengenai masalah yang akan dibahas. Jumlah peserta diskusi sebaiknya cukup sedikit untuk menciptakan suasana akrab dan memungkinkan setiap peserta berbicara bergiliran. Tetapi jumlah peserta juga harus cukup banyak untuk menghasilkan diskusi yang dianggap mewakili pandangan dari berbagai golongan. Oleh karena itu jumlah peserta antara 7 – 9 orang diperkirakan cukup untuk menghidupkan diskusi dan sekaligus cukup akrab untuk mendorong setiap peserta berbicara.
Hal lain yang perlu diperhatikan, peserta diskusi sebaiknya berasal dari latar belakang yang relatif sama, karena biasanya akan merasa lebih nyaman dan bebas berbicara bila berada dalam kelompok yang mempunyai latar belakang yang sama. Apabila kita ingin mendapatkan informasi dari beberapa kelompok dengan latar belakang yang relatif menyolok, sebaiknya kita membuat  secar terpisah.

Biasanya dalam menentukan peserta , kita dapat  dipandu dengan pertanyaan – pertanyaan :
·         Kesamaan  latar belakang apa yang harus dipunyai oleh peserta diskusi ? Misalnya : apakah akan mempengaruhi hasil diskusi jika laki – laki dan perempuan disatukan untuk mendiskusikan mengenai kepemimpinan ?
·         Kelompok masyarakat apa saja yang harus hadir dalam diskusi ini ? Misalnya : ada berapa kelompok berbeda dalam masyarakat yang harus diundang dalam diskusi ?
·         Apakah ada kelompok khusus yang seharusnya diundang dalam diskusi ? Misalnya : apakah masyarakat pendatang musiman harus dihadirkan dalam diskusi refleksi kemiskinan?
Catatan :
Untuk mengatasi gangguan selama proses diskusi, kita dapat membawa 3 – 4 orang teman yang mungkin akan membantu kita. Bisa saja teman tersebut membantu kita untuk mengalihkan perhatian atau membuat kelompok pembicaraan secara terpisah bersama orang – orang yang tidak mempunyai kepentingan dan tidak diharapkan datang dalam diskusi.

Karakteristik Moderator

Seperti yang disampaikan di atas, peran moderator sebagai pemandu diskusi sangat menentukan lancarnya proses diskusi, sehingga keterampilan moderator untuk memandu kelompok menjadi hal yang penting. Salah satu syarat yang tidak dapat ditawar adalah : moderator harus orang yang senang bekerja dalam kelompok dan menikmati berbicara dengan kelompok.
Kadangkala proses diskusi berjalan lancar atau sulit dikendalikan. Oleh karena itu seorang moderator harus seseorang yang mampu berpikir dan menanggapi situasi kelompok dengan cepat.
Tidak kalah pentingnya, seorang moderator harus orang yang sensitif dengan berbagai karakter peserta dan mau menyimak setiap ucapan orang lain.
Moderator yang baik biasanya :
·         Berpikir terbuka terhadap perbedaan pendapat
·         Ramah dan mampu mengembangkan suasana yang akrab
·         Tidak kaku
·         Mampu menguasai kelompok
·         Sensitif
·         Mempunyai empati terhadap pemikiran dan masalah yang dihadapi

Menentukan Tujuan dan Topik Diskusi

Berbeda dengan survey atau interview yang mengajukan banyak pertanyaan untuk mendapatkan gambaran satu topik denga luas, diskusi kelompok terarah sebaiknya hanya menentukan satu topik utama untuk didiskusikan dengan detail. Moderator bertugas untuk memandu peserta diskusi, menggali dan membahas
satu topik dengan detail. Dengan mendalami satu topik tersebut, peserta diskusi dapat mendapat pemahaman yang mendalam tentang masalah yang dihadapi.
Harus diingat, setiap masalah dapat dibahas dari berbagai segi. Oleh karena itu kita harus dengan jelas menentukan terlebih dahulu aspek – aspek apa saja yang perlu diangkat dan dibahas rinci dalam diskusi. Untuk memperjelas semua itu, biasanya kita menuliskan terlebih dahulu 2 – 3 tujuan utama yang ingin kita
peroleh untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Berdasarkan tujuan itulah, kita akan menentukan topik – topik yang akan dibicarakan dalam diskusi.

Menulis Pertanyaan Panduan
Jika kita tidak dapat menuliskan sendiri, penulisan pertanyaan pemandu dapat dilakukan bersama – sama dengan orang yang tertarik dengan masalah ayng akan digali atau meminta bantuan “ orang luar” yang mempunyai pengetahuan atau keterampilan melakukan penelitian.
Pertanyaan pemandu dalam diskusi kelompok terarah biasanya dirancang agar mendorong orang untuk memberikan  pendapat atau informasi dengan detail. Pertanyaan tersebut dapat dimulai dengan pertanyaan yang sangat umum dan diakhiri dengan pertanyaan yang lebih mendalam. Pada awal diskusi, moderator memberikan pertanyaan yang membuat peserta merasa lebih nyaman. Pertanyaan ‘terbuka’ dapat digunakan untuk mendorong orang menjawab dan mengeluarkan pendapat dalam bahasanya masing – masing. Selanjutnya, setelah suasana ‘mencair’, moderator dapat mulai melontarkan pertanyaan yang lebih mendalam pada akhir diskusi.
Tetapi dalam situasi tertentu, kadang – kadang kita harus merubah skenario diskusi secara spontan. Misalnya, jika kita menghadapi kelompok yang sulit untuk berbicara terbuka, mungkin kita lebih banyak melontarkan pertanyaan umum lebih banyak sampai peserta merasa nyaman.

Contoh pertanyaan panduan   :
Pertanyaan pembuka : ( 2 – 3 pertanyaan)
Pertanyaan ini lebih banyak berfungsi sebagai “pemanasan” dan membuat peserta merasa nyaman. Pertanyaan pembuka ini mengarahkan pada topik  yang akan didiskusikan.

Pertanyaan umum ( 2 – 4 pertanyaan )
Pertanyaan umum dilontarkan untuk mengarahkan peserta mulai berbicara mengenai permasalahan yang akan didiskusikan secara umum.

Pertanyaan secara mendalam ( 2 – 4 pertanyaan )
Pertanyaan yang lebih detail, sulit, dan sensitif  sebaiknya dilontarkan setlah peserta merasa terlibat dalam diskusi. Moderator misalnya dapat bertanya mengenai sebuah kondisi, pendapat, atau ide tertentu. Semakin mendalam pertanyaan, semakin baik pula hasil yang akan didapatkan dari hasil diskusi.

Berkaitan dengan hal ini, moderator dapat menggunakan alat Bantu seperti gambar, contoh kasus, atau menuliskan pendapat masing – masing peserta.
Pertanyaan terakhir ( 1 pertanyaan )
Pertanyaan terakhir dilontarkan untuk memberi kesempatan pada peserta untuk mengatakan sesuatu mengenai hasil dan pembicaraan selama diskusi. Moderator biasanya melontarkan pertanyaan untuk meminta peserta mengomentari topik – topik utama yang harus didiskusikan. Pertanyaan terakhir juga berguna untuk memastikan, bahwa semua pendapat peserta sudah ditampung.

Melaksanakan Diskusi Kelompok Terarah
1. Memperkenalkan Peserta
Pada awal diskusi, moderator melakukan perkenalan yang memakan waktu beberapa menit. Setidaknya perkenalan mencakup :
·         Memperkenalkan moderator dan notulen
·         Menyampaikan tujuan diskusi
·         Memperkenalkan setiap peserta
·         Mendiskusikan beberapa “peraturan” selama diskusi berlangsung
·         Membuat peserta nyaman berbicara dalam kelompok

2. Memandu Diskusi
Seperti yang dikatakan dia atas, moderator berperan penting dalam memandu diskusi. Keterampilan moderator dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman memandu langsung.
Dalam memandu diskusi, tugas moderator setidaknya dikategorikan dalam 3 hal, yaitu :
·         Tugas sosial; menyambut peserta, memandu perkenalan , membuat peserta merasa nyaman, mendorong suasana diskusi berjalan seimbang dan partisipatif.
·         Tugas administrasi; menjaga  waktu diskusi, menjaga komunikasi dengan notulens .
·         Tugas menggali data; mengikuti pertanyaan sesuai panduan, menjaga agar tidak melebar, menggali jawaban peserta hingga detail, memastikan setiap peserta mengeluarkan pendapat dalam diskusi.
Kelompok diskusi yang membuat peserta mampu mengeluarkan pendapat dengan lancar akan membuat penggalian data lebih mudah dilakukan. Oleh karena itu, tugas pertama dari moderator adalah menciptakan suasana yang
terbuka, sportif dan tidak saling menghakimi. Tujuannya adalah untuk mendorong semua peserta berbicara menyatakan pendapatnya, tapi tidak membiarkan seseorang berbicara terlalu banyak. Moderator juga bertugas untuk mendorong dan menghidupkan suasana pada saat suasana diskusi menjenuhkan, dan sebaliknya mampu mengendalikan suasana menjadi menjadi lebih tenang pada saat suasana diskusi menjadi terlalu riuh dan mengganggu jalannya diskusi. Moderator selanjutnya mendorong agar setiap peserta berani
mananggapi peserta lain, mendiskusikan pendapat mereka, dan jika tidak setuju, mereka dapat saling memperdebatkan pendapat masing-masing peserta. Tetapi di sisi lain, moderator juga harus hati-hati menggali perasaan serta ide-ide peserta karena kadang-kadang pendapat seseorang bisa menimbulkan emosi peserta lainnya. Dalam situasi demikian moderator harus cepat tanggap terhadap reaksi peserta, atau merubah topik diskusi dengan melontarkan pertanyaan lain, sehingga diskusi dapat berlangsung secara alamiah. Harus diinga adalah setiap pertanyaan atau topik yang dilontarkan harus selesai digali dan dibahas secara detail.

3. Rekaman Proses
Setiap diskusi sebaiknya didokumentasikan lengkap, baik tertulis maupun menggunakan alat rekaman. Notulen bertanggung jawab untuk menuliskan secara rinci diskusi dan suasana kelompok. Biasanya notulen duduk di luar lingkaran peserta, sehingga tidak mengganggu jalannya diskusi, tetapi notulen harus dapat mencatat reaksi dari peserta.
Notulen harus cermat menuliskan pembicaraan dalam diskusi dan peserta yang berkomentar. Selain itu, notulen dapat membuat skema peserta berdasarkan tempat duduk untuk memudahkan identifikasi peserta yang berkomentar.

4. Analisa  dan  Laporan
Analisa dapat dilakukan dengan cara :
·         Mengelompokkan setiap jawaban berdasarkan pertanyaan moderator. Dengan menuliskan setiap jawaban di bawah pertanyaan, kita dapat mengetahui berbagai pendapat dan reaksi setiap peserta terhadap suatu topik.
·         Menandai hal penting di dalam catatan atau transkrip.
Berdasarkan data terebut, kita dapat menuliskan semacam kesimpulan mengenai pendapat dan reaksi peserta terhadap topik yang didiskusikan. Sebaiknya di dalam menulis laporan, diperhatikan beberapa hal seperti :
·         Tulislah laporan secara singkat kira – kira 1 atau 2 halaman saja
·         Memberi gambaran mengenai peserta diskusi
·         Menulis kesimpulan mengenai pendapat peserta terhadap topik yang didiskusikan.

Menuliskan hal – hal yang mungkin dianggap mempengaruhi hasil diskusi

PENGGUNAAN MEDIA

Apa ‘Kegiatan Belajar ‘ ?

·       Kegiatan belajar merupakan kegiatan sehari – hari yang dilaksanakan oleh fasilitator atau  bersama masyarakat sasaran untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan kesadaran dan memperbaiki kehidupan masyarakat.
·       Kegiatan belajar seperti ini tidak sama dengan kegiatan belajar di sekolah, karena bahan belajarnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan kelompok yang benar – benar bermanfaat dalam kehidupan praktis sehari – hari.
·       Begitu juga dengan cara belajarnya, dilaksanakan lebih informal, santai dan bebas, sesuai dengan kreativitas kelomok itu sendiri. Tidak ada yang bertindak sebagai guru dalam kegiatan belajar ini karena pengetahuan dan pengalaman setiap peserta bisa disumbangkan.
·       Sebagai fasilitator, pendamping atau kader perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan baru karena seringkali mereka diharapkan juga untuk menjadi narasumber oleh kelompok belajar.

Mengapa Menggunakan Media dalam Kegiatan Belajar

Berkomunikasi dengan masyarakat (kelompok dampingan) merupakan pekerjaan terpenting pendamping atau kader. Proses komunikasi terutama terjadi dalam kegiatan – kegiatan belajar, baik berupa pertemuan perencanaan program, diskusi mengenai suatu materi atau permasalahan, praktek maupun pelatihan.

Untuk membantu kegiatan belajar yang diselenggarakan oleh pendamping atau kader bersama masyarakat, seringkali dipergunakan media belajar. Umumnya, manfaat menggunakan media dalam kegiatan belajar antara lain adalah :
·         Membantu/memudahkan penjelasan
·         Dapat mendorong/ merangsang diskusi
·         Membuat kegiatan belajar lebih menarik
·         Mengurangi terlalu banyak tulisan/teks yang membosankan
·         Dapat menyajikan gambar-gambar yang menggugah perasaan
·         Dapat memperlihatkan hal-hal yang sulit dibawa atau diperlihatkan
·         Pesan menjadi lebih mudah diingat.

Media yang dipilih untuk suatu kegiatan belajar harus sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tetapi selain memilih media yang tepat, perlu juga diperhatikan cara menggunakan media secara baik dan benar. Sebab bentuk media apapun yang digunakan, meskipun dirancang dengan baik, tanpa difasilitasi dengan baik proses diskusinya, media – media tidak akan mengsilkan dampak seperti yang diharapkan. Untuk itu, keterampilan memfasilitasi diskusi dengan menggunakan media merupakan faktor yang menentukan bagi pengguna media.

Langkah – Langkah Menggunakan Media

Berikut ini pedoman umum yang dapat dijadikan acuan dalam menggunakan media secara tepat:

Persiapan
Langkah – langkah persiapan :
·       Mempelajari dan menguasai materi dan tujuan belajarnya sendiri, karena media hanyalah alat Bantu dari kegiatan belajar. Tidak ada salahnya fasilitator mempersiapkan catatan-catatan singkat mengenai isu – isu kunci yang akan diajukan sebagai penggerak diskusi.
·       Mempelajari fungsi media berdasarkan tujuan belajar yang bersangkutan, apakah media yang akan disajikan itu untuk motivasi, penyadaran atau instruksi teknis.
·       Memperhatikan bentuk media yang akan digunakan, apakah akan menggunakan poster, poster seri, atau brosur. Ini akan berhubungan dengan kemampuan kelompok diskusi dalam menyimak kajian diskusi. Misalnya, media brosur atau buklet kurang tepat digunakan untuk kelompok yang terbatas kemampuan membacanya. Untuk kelompok ini, poster tunggal atau postr seri akan lebih tepat.
·       Memperhatikan jumlah peserta yang dianjurkan dan tata ruang yang tepat dalam menggunakan media tersebut. Misalnya tayangan video/slide dapat disajikan untuk semua peserta dalam sebuah kelas belajar  20 orang, tetapi fotonovela berbentuk buklet hanya bisa dipergunakan dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk kebutuhan ini, tata ruang yang tepat perlu dipersiapkan sejak awal.
·       Mempelajari cara menggunakan media tersebut. Sebaiknya media itu dicoba terlebih dahulu sebelum dipergunakan dalam kelompok belajar, terutama media yang memerlukan alat Bantu seperti tayangan slide/video misalnya.

Catatan :
  • Persiapan akan lebih mudah apabila media yang akan digunakan memiliki pedoman penggunaannya. Pedoman ini biasanya menjelaskan mengenai fungsi media, jumlah pesera maksimal yang dianjurkan, langkah – langkah dan cara menggunakannya serta tata ruang yang dianjurkan.
  • Bahan/materi belajar harus disusun oleh fasilitator karena biasanya media-media diskusi memuat hanya informasi-informasi secara tebatas (yang penting-penting saja). Banyak media mencantumkan materi, karena media dipergunakan untuk membahas satu kasus setelah materi dari fasilitator didiskusikan.

Pelaksanaan
·       Sebelum memulai pertemuan/diskusi, ciptakan suasana yang santai, sehingga peserta tidak merasa berada dalam sebuah kelas belajar, melainkan dalam kelompok diskusi informal. Bisa juga dimulai dengan permainan atau crita lucu.
·       Kemudian sampaikan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegatan belajar serta topik yang akan dibahas.
·       Sampaikan dan sepakati bersama dengan peserta mengenai perkiraan waktu yang diperlukan untuk kegiaatan ini.
·       Mulailah kegiatan belajar sesuai dengan langkah – langkah yang dipersiapkan. Pergunakan media yang telah dipersiapkan untuk menyampaikan informasi belajar. Media akan lebih baik bila dipergunakan  sebagai bahan diskusi sehingga kegiatan belajar lebih ontraktif ( timabl balik)
·       Fsilitator harus selalu menjaga agar media dapat dilihat secara jelas oleh seluruh peserta. Fasilitator yang menyajikan media agar selalu dalam posisi berhadapan dengan peserta diskusi dan tidak menghalangi pandangan peserta kepada media.
·       Fasilitator memancing diskusi dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang berkisar pada tanggapan mengenai isi/pesan yang terkandung dalam media. Misalnya : apa yang dapat kita lihat dari poster ini ?  Mengapa hal itu terjadi ? Apa akibat dari hal tersebut ? Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi ? Apakah hal seperti itu terjadi di kampung ini?

Tips praktis
  • Jangan sampai media dipergunakan  alat ceramah atau penyuluhan sebab fungsi utama media adalah untuk membantu peserta terlibat dalam kegiatan belajar yang interaktif.
  • Fasilitor sebaiknya berusaha agar setiap peserta dapat turut aktif dalam diskusi. Usahakan agar fasilitator tidak memonopoli pembicaraan, sehingga  dapat mengemukakan tanggapan atau pendapatnya.
  • Tanggapan atau jawaban dari peserta sebaiknya ditulis di papan tulis atau pada kertas plano (ditempel di tembok ), karena peserta akan bisa mengingat dengan lebih baik apabila mereka melihat dan membaca daripada hanya mendengarkan saja. Selain itu hasil tersebut akan memancing peserta untuk lebih berpartisipasi dalam diskusi, karena usulan atau tanggapan mereka dianggap penting/diperhatikan .

Setelah diskusi
·       Apabila kita menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis, akan lebih mudah memahaminya langsung dengan praktek daripada hanya membahas teori saja. Namun perlu diingat pula bahwa praktik yang dilakukan tanpa dasar – dasar atau teori yang kuat, bisa menjadi kacau. Untuk itu diskusikan terlebih dahulu teori dengan alat Bantu media, baru kemudian mempraktekan di lapangan. Sepakati waktu yang tepat untuk melakukan praktek ini.
·       Lakukan evaluasi kegiatan setelah diskusi dan praktek di lapangan. Cobalah untuk mengkaji apakah peserta mempraktikan seperti yang telah didiskusikan dan yang disarankan dalam media ? mengapa demikian?

·       Hasil evaluasi dapat menjadi bahan pertimbangan bagi rencana belajar/kerja selanjutnya. Bisa jadi pada pertemuan berikutnya masih diperlukan media dalam bentuk dan jenis yang berbeda. Jika demikian, maka kita perlu membuat rencana lagi dan mengembangkan alat Bantu yang sesuai dengan kebutuhan.

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

Pengertian dan Manfaat Media Belajar

Media belajar adalah alat bantu untuk memperlancar proses komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Media belajar terdiri atas berbagai jenis dan bentuk, media audio (didengar), misalnya radio dan kaset cerita; media visual (dilihat), misalnya koran, lembar balik, dan poster; media audio – visual (dlihat dan didengar) misalnya televisi, drama dan sebagainya.
Karena orang dewasa lebih banyak belajar dari pengalaman, maka penggunaan media ini bukan dimaksudkan untuk membantu kita ‘mengajar’ atau memberi ceramah kepada warga belajar. Tujuan menggunakan media lebih dititikberatkan kepada upaya :
§  Meningkatkan dan mendorong partisipasi dan keaktifan peserta untuk belajar. Media belajar yang sederhana dan mudah dipergunakan oleh peserta (tidak rumit) akan memudahkan peserta untuk terlibat dalam proses belajar.

§  Menimbulkan daya tarik peserta untuk belajar. Media belajar yang menarik dengan menggunakan gambar – gambar, dan bervariasi akan menimbulkan minat peserta untuk memahami materi lebih mendalam.

§  Meningkatkan pemahaman peserta. Media belajar yang dapat membantu memperjelas materi, khusunya materi abstrak yang sulit dijelaskan dengan  kata – kata akan mempermudah peserta untuk memahami materi yang dibahas.

Jenis Media Belajar
Meskipun terdapat beragam bentuk dan jenis media belajar, tidak ada satu media pun yang tepat untuk semua tujuan. Setiap media memiliki kekuatan dan kelemahannya masing – masing. Karena itu pemahaman atas kekuatan dan kelemahan setiap jenis media dapat memeprmudah kita menentukan media yang tepat.

Memilih media belajar
Setelah kita memahami kekuatan dan kelemahan media hal lain yang harus diperhatikan adalah:

§  Siapa warga belajar kita ?
§  Apa tujuan belajarnya ?
§  Apa media belajar yang akan kita gunakan ?

Siapa warga belajar kita ?
Karakteristik warga belajar mesti dipahami dengan seksama . Dalam kaitan ini, hal – hal yang perlu kita ketahui dari warga belajar antara lain :
§  Bentuk dan ragam media yang biasa mereka gunakan
§  Bahasa yang biasa mereka gunakan
§  Kemampuan baca tulis
§  Rata – rata umur mereka
§  Jenis kelamin

Apa tujuan belajarnya ?
Apakah tujuan belajar itu pada wilayah pengetahuan, sikap atau keterampilan ?. Kalau tujuan belajar berada pada wilayah pengetahuan, media yang kita pilih sebaiknya jenis media yang bersifat memberikan informasi (misalnya lembar balik, leaflet, dan lain – lain).
Kalau tujuan belajar berada pada wilayah sikap, media yang kita pilih sebaiknya jenis media yang bersifat memberikan motivasi dan refleksi (misalnya : poster, bermain peran, kaset rekaman dan lain – lain).
Media yang bersifat memberikan pengajaran (misalnya : buklet, alat peraga, simulasi, dan lain-lain) cocok digunakan jika tujuan belajar berada dalam wilayah keterampilan.

Apa metode belajar yang akan kita gunakan ?
Agar warga belajar bisa belajar dengan baik, media yang kita pilih harus disesuaikan dengan metode belajar yang akan kita gunakan. Misalnya, jika metode belajar yang digunkan adalah bermain peran, maka kita harus menyiapkan media berupa lembar alur cerita bermain peran. Demikian pula jika metode yang dipilih diskusi kelompok, maka media yang digunakan dapat berupa poster seri, dan alat peraga lainnya.

Mempersiapkan dan Menggunakan Media Belajar
Selain memanfaatkan media – media yang sudah ada, fasilitator juga disarankan untuk memiliki kreativitas dan kemampuan membuat media belajar sendiri. Beberapa media yang bisa kita buat sendiri, misalnya adalah :
§  Lembar penugasan (kelompok/perorangan)
§  Lembar kasus/cerita
§  Lembar praktek/panduan praktek
§  Skenario bermain peran  (role play)/drama/fragmen
§  Bahan permainan/teka – teki
§  Gambar sederhana
§  Alat peraga
§  Kartu metaplan (yang sudah diisi)
§  Gambar – gambar sederhana
§  Dan sebagainya

Ada juga media yangtidak bisa kita buat sendiri, karena memang memerlukan keahlian tertentu dalam pembuatannya. Gambar sederhana misalnya bisa kita buat sendiri. Tetapi kalau ada media yang membutuhkan gambar lebih banyak dan pembuatannya memerlukan keterampilan teknis yang tidak kita miliki, kita bisa mencari, mengumpulkan atau memanfaatkan media –media yang sudah tersedia.
Beberapa media yang termasuk jenis ini, antara lain :
  • Komik/cerita bergambar/fotonovela (pendek)
  • Gmbar/foto/poster
  • Tayangan video
  • Kaset cerita
  • Boneka/wayang (puppet – show)
  • Lembar balik ( flip chart)
Catatan :
Beberapa jenis media seperti modul, buklet, buku , komik, fotonovela yang isinya lebih panjang ( banyak ), bisa dianjurkan sebagai bahan bacaan untuk warga belajar, apabila diperlukan.
Keberhasilan proses dan hasil belajar belum bisa dijamin meskipun kita sudah memilih dengan tepat media yang kit pilih bisa digunakan secara efektif. Kiat tersebut antara lain :
§  Media visual. Untuk media berbentuk gambar, jika digunakan dalam diskusi umum (pleno), sebaiknya ukurannya cukup besar (ukuran poster atau plano), supaya bisa dilihat dengan jelas oleh seluruh warga belajar. Gambar berukuran kecil (ukuran kartu atau kertas HVS), sebaiknya hanya digunakan dalam diskusi kelompok atau tugas perorangan.
§  Untuk media berbantuk tuliasn, jika digunakan dalam diskusi umum (pleno), sebaiknya ditulis dengan huruf  besar (balok) dan ukuran besar, supaya bisa dibaca oleh seluruh peserta. Tulisan bisa dibuat di atas papan tulis atau kertas lebar (plano).
§  Media audio. Penggunaan media ini perlu memperhatikan kualitas dan volume suara, apakah suara bisa didengar cukup jelas oleh sejumlah warga belajar. Kalau kita akan meggunakan kaset cerita misalnya,
§  berfungsi atau tdaknya alat bantu pengras suara, adalah sesuatu yang harus diperhatikan.
§  Media audio visual. Media seperti ini perlu kita coba sebelum digunakan. Kalau kita menggunakan media ini, yang perlu kita perhatikan adalah jarak pandang warga belajar terhadap gambar dan volume suara, agar seluruh peserta bisa melihat dan mendengar secara jelas. Semakin canggih media yang kita gunakan, bisasanya membutuhkan fasilitas pendukung yang semakin banyak pula, misalnya alira listrik, layar, proyektor, kabel, dan sebagainya.

Tentang Bahan dan Alat Pembelajaran
Ada beberapa alat dan bahan yang biasanya digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain :
§  Papan tulis biasa, white board.
§  Kertas plano (bisa disebut juga flip chart atau kertas helaian lebar ).
§  Proyektor ( slide, film, video).
§  Kartu – kartu metaplan (dibuat dari karton manila bermacam warna dan ukuran ).
§  Bahan – bahan praktek/peragaan.
§  Ruangan yang cukup luas untuk 25 – 30 orang (bisa bergerak leluasa, melakukan diskusi kelompok, permainan yang dinamis, dsb)
§  Kursi dan meja yang tidak mengganggu ruang gerak warga belajar. Dalam pelatihan partisipatif, sebaiknya digunakan kursi yang memiliki meja lengan, sehingga tidak perlu pakai meja lagi, dan warga belajar leluasa berpindah atau bergerak. Kalaupun tidak ada kursi bermeja lengan, jangan pakai meja besar/panjang yang menghabiskan tempat dan menghalangi.

§  Buku tulis, bolpoint, penghapus, spidol,selotip, gunting, paper – clip (penjepit kertas), stapler, dan sebagainya. 

FOCUS GROUP DISCUSSION

Seperti terlihat dari namanya, Focus Group Discussion atau Diskusi Kelompok Terarah adalah media bagi  sekelompok orang untuk mendiskusi...